Mekanisme Gerak Pada Manusia - Tulang, Persendian,Otot Sebagai Alat Gerak Aktif dan Kelainannya



MAKALAH
Mekanisme Gerak Pada Manusia













 














Disusun Oleh :
Ø  Salma Salsabila
Ø  Muhammad Nurpani Seha
Ø  Eka Nopiyanti
Ø  Krismayanti






MA SITI KHADIJAH SINDANGWANGI MAJALENGKA
2016/2017

Kata Pengantar


                Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang maha esa karena atas izin-Nya lah kami bisa menyusun makalah nengenai mekanisme gerak pada manusia ini dan sholawat serta salam bagi baginda Nabi Muhammad SAW serta keluarga sahabat tabiin dan tabiatnya serta tak pula orang tua yang senantiasa mendukung kami dalam menyelasikan makalah ini guna memenuhi tugas mata pelajaran biologi.

                Adapun seperti yang kita keahui bahwa dibalik gerak yang kita anggap biasa terdapat sesuatu yang luar biasa karena ada pesan dibalik ciptaan sang pencipta. Karena itulah kami menyusun makalah ini yang berjudul “Mekanisme Gerak Pada Manusia” untuk mengetahui proses gerak yang sungguh luarbiasa . Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.

                Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.





































Majalengka, 19 November 2016





Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………..2

Daftar Isi………………………………………………………………3

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang………………………………………………………..4

Rumusan Masalah…………………………………………………….4

Tujuan Penulisan…………………………………………………..….4

BAB II

Pembahasan

Tulang………………………………………………………………..5

Rangka Tubuh………………………………………………….…….5

Persendian…………………………………………………………....6

Otot sebagai Nalat Gerak Aktif…………………………………….....7

Gangguan dan Penyakit Pada System Gerak…………………..…..…10

BAB III

Penutup

Kesimpulan……………………………………………………...…..12

Daftar Pustaka………………………………………………….…..12





























BAB I

PENDAHULUAN


      1.1 LATAR BELAKANG


    Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.

    Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain. Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA) seperti judul makalah sayapada tugas biologi ini.

    Karena mengingat waktu yang singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum tertuang dalam makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan tentang sistem gerak pada manusia di makalah ini.


 1.2 RUMUSAN MASALAH


1.Apa pengertian gerak ?

2.Apa macam-macam alat gerak ?

3.Apa itu rangka dan fungsinya ?

4.Apa alat gerak aktif dan pasif ?

5.Apa macam-macam kelainan pada sistem gerak ?
6


 1.3   TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui  pengertian gerak

2.Mengetahui macam-macam alat gerak

3.Mengetahui rangka dan fungsinya

4.Mengetahui alat gerak aktif dan pasif

5.Mengetahui macam-macam kelainan pada sistem gerak


1.4 MANFAAT


  SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang penting di mana memberi kita wawasan tentang system gerak pada manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada manusia .

     Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita masing-masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun ringan. Setidaknya kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri dalam makalah ini.






BAB II

PEMBAHASAN


Mekanisme Gerak Pada Manusia

A.      TULANG

1.       Bentuk-BentukTulang



Berdasarkan bentuknya terdapat tiga macam bentuk tulang yang menyusun rangka tubuh yaitu tulang pendek, tulang pipih, dan tulang pipa

  • Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih tersusun dari dua lempengan tulang kompak dan tulang spons. Di dalam tulang spons terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga sehingga tulang pipih berfungsi sebagai pelindung atau sebagai penguat. Contoh tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.
  • Tulang pendek berbentuk seperti kubus atau pendek tidak beraturan. Tulang ini terdapat pada telapak tangan dan kaki serta ruas-ruas tulang belakang.
  • Tulang pipa berbentuk seperti tabung dan pada umumnya berongga. Kedua ujungnya membulat dan terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa terdiri atas tiga bagian yaitu bagian ujung (epifisis), bagian tengah (diafisis), dan bagian antara epifisis dan diafisis yang disebut metafisis. Pada bagian metafisis terdapat cakra epifisis, yaitu bagian tulang pipa yang dapat bertambah panjang selama masa pertumbuhan. Pada anak-anak, cakra epifisis berupa kartilago yang mengandung osteoblas, dan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah tinggi lagi, cakra epifisnya sudah mengalami osifikasi. Osteoblas ini terdapat pada sumsum tuiang. Sumsum tuiang terdapat pada rongga tuiang pipa.

Sumsum tulang dibedakan menjadi sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning.Sumsum tulang merah berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah, sedangkan sumsum tulang kuning sebagai tempat pembentukan sel-sel lemak.Contoh tulang pipa adalah tulang paha dan tulang betis.Di dalam tulang pipa terdapat osteoblas yang berfungsi untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan tulang.


2.       Proses Pembentukan Tulang

Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio.Pembentukan tuiang terjadi segera setelah terbentuk tuiang rawan (kartilago) yang dihasilkan dari sel-sel mesenkim.Sel- sel tulang dibentuk dari bagian dalam ke bagian luar.

Urutan proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut.



v  Bagian dalam tuiang rawan pada embrio berisi banyak osteoblas.

v  Osteoblas membentuk osteosit. Osteosit tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang mengandung banyak pembuluh darah dan serabut saraf.

v  Osteosit menyekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tuiang. Selanjutnya, osteosit akan mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat yang akan mem- buat tuiang mengeras.

v  Selama terjadi penulangan (osifikasi) bagian di antara epifisis dan diafisis membentuk cakra epifisis. Cakra epifisis berupa tuiang rawan yang mengandung banyak osteoblas.

v  Bagian cakra epifisis terus mengalami penulangan yang mengakibatkan tulang memanjang.

v  Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merusak tulang. Akibatnya, tulang tersebut menjadi berongga dan terisi oleh sumsum tulang.



B.      Rangka Tubuh




1.       Skeleton Aksial



1.       Tulang tengkorak

Tulang tengkorak terdiri atas 28 buah.Tulang ini mempunyai fungsi yang amat penting, yaitu melindungi otak, mata, dan telinga bagian dalam. Tulang tengkorak yang lain berfungsi membentuk wajah, seperti tulang pipi (os zigomatikus), tulang hidung (os natalis), tulang rahang atas (os maksila), dan tulang rahang bawah (os mandibularis). Tulang tengkorak berhubungan dengan bagian atas tulang belakang (tulang leher).



2.       Tulang belakang

 Tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:


(a)     24 ruas vertebrae (tulang belakang)

yang terdiri atas: 7 ruas vertebrae servical (tulang leher), 12 ruas vertebrae torasik (tulang punggung), dan 5 ruas vertebrae lumbaris (tulang pinggang).

(b) 5 ruas sacrum (tulang kelangkang)

(c) 4 ruas coccyx (tulang ekor)

Ruas-ruas pada tulang sacrum dan tulang coccyx telah menyatu semenjak masa embrio.Tulang belakang terdiri atas carpus (badan) yang memiliki tiga tonjolan spinalis (procesus spinalis), yaitu prosesus tranversus, procesus anterior dan procesus posterior.



3.       Tulang dada dan tulang rusuk

Tulang dada (sternum) terdiri atas kepala (capit), badan (korpus), dan ekor (procesusxip hoideus).Pada tulang dada melekat tulang rusuk (costae) yang terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu dan 2 pasang rusuk melayang.Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk rongga dada yang di dalamnya terdapat organ penting, seperti paru-paru dan jantung.



1. Tungkai atas

Tungkai atas terdiri atas tulang selangka (clafikula), tulang belikat (stapula), tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius), 8 buah tulang pergelangan tangan (karpal), 5 buah tulang telapak tangan (metakarpal), dan 14 buah tulang jari (falanges).



2.       Tungkai bawah

Tungkai bawah terdiri atas tulang pinggul atau pelvic (yang dibedakan menjadi ilium, pubis, dan ischium), tulang paha (femur), tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula), tulang kering (tibia), tulang pergelangan kaki (tarsal), tulang telapak kaki (metatarsal), dan tulang jari kaki (falanges). Pada tulang telapak kaki terdapat satu tulang yang berukuran besar, yaitu tulang tumit (kalkanius).


C.      Persendian




Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian.

Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial).Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon.Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.Persendian dapat dikelompokkan menjadi sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.Mari cermati uraian berikut ini.

1. Sinartrosis

Persendian yang tidak memungkinkan terjadinya pergerakan disebut sinartrosis.Tulang-tulang dipersatukan oleh jaringan tulang, contohnya pada tulang-tulang kepala.

2. Amfiartrosis

Artikulasi atau Persendian Artikulasi atau Persendian (Sinartrosis, Amfiartrosis dan Diartrosis)

Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas disebut amfiartrosis.Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu sinkondrosis dan sindesmosis.Sinkondrosis ialah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin.Contoh sinkondrosis pada pelekatan tulang dada dan tulang iga.Sedangkan, sindesmosis ialah persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.

3. Diartrosis

Diartrosis merupakan hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain, yang dihubungkan oleh persendian.

                Persendian yang menyebabkan gerakan bebas dan mobilitasnya cukup besar, biasanya terjadi pada tulang-tulang panjang.Ujung tulang-tulang ini ditutupi oleh tulang rawan dan terdapat rongga sinofial yang berisi cairan sinofial untuk memudahkan gerakan.Persendian ini ditutupi oleh pembungkus jaringan fibrosa.

Persendian diartrosis dapat dibagi menjadi beberapa macam sendi, yaitu:

1) Sendi putar

Persendian yang memungkinkan adanya gerakan rotasi atau berputar. Hal ini terjadi apabila ujung tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh sendi putar adalah tulang tengkorak dengan tulang atlas, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.

2) Sendi engsel

Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel.Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

3) Sendi pelana

Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos dua.Contohnya, terdapatpada ibu jari dan pergelangan tangan.

4) Sendi peluru

Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.

 



D.      Otot Sebagai Alat Gerak Aktif




Dalam system tubuh kita tulang berperan sebagai alat gerak pasif sehingga untuk dapat menggerakkan tulang agar kita dapat bergerak maka otot berperan sebagai alat gerak aktif dimana melalui mekanisme kontraksi-relaksasi dan inervasi yang diperolehnya kita dapat bergerak.Secara umum otot mempunyai 3 fungsi utama yaitu sebagai alat gerak aktif, otot berfungsi untuk mempertahankan postur dan tekanan tubuh serta otot menghasilkan panas untuk mengatur suhu tubuh.





1.       Jenis-Jenis otot


Berdasarkan strukturnya, otot yang membangun tubuh dapat dibedakan atas :

  1. Otot polos
  2. Otot rangka (lurik)
  3. Otot jantung

Berdasarkan fungsinya, otot pembangun tubuh dapat dibedakan atas :

  1. Otot yang bekerja di bawah kesadaran kita (voluntasi )
  2. Otot yang bekerja di luar kesadaran kita (involuntasi )



1.       Otot Polos

Ditemukan pada :

v    Saluran pencernaan

v    Pembuluh darah

v    Saluran pernafasan

v    Saluran pelepasan air seni

v    Saluran genital

v    Otot pada rambut dan kulit

Bentuk seperti kumparan (gelendong), panjang dan langsing

Di bawah mikroskop tampak berinti satu, tidak tampak serabut dan garis-garis melintang maka disebut sebagai otot polos

Ø  Kerja otot polos :

            - tidak sadar

            - lambat

            - tidak cepat lelah

2.       Otot Rangka (Otot Lurik)

·         Berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang

·         Bila diamati di bawah mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap, sehingga disebut otot seran lintang

·         Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau miofibril yang berinti banyak. miofibril ini berkumpul membentuk kumpulanserabut, kemudian kumpulan serabut membentuk otot.

Ujung otot lurik :Mumumnya mengecil dan keras disebut tendon, setiap otot memiliki dua atau lebih tendon, yaitu

a.       tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio

b.       tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo

·         Bagian tengah otot lurik :

mengembang disebut empal (atau ventrikel), bagian ini yang dapat mengkerut dan mengendor

Ø  kerja otot lurik :

            - sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar

            - reaksi terhadap rangsang cepat

            - mudah lelah

·         Secara anatomi otot ini sebenarnya otot lurik. Tetapi serabut ototnya bercabang dan saling bertautan yang disebut sinsitium.

3.       Otot Jantung

·         Kerja otot jantung :

            - tak sadar

            - reaksi terhadap rangsangan lambat



2.       Mekanisme gerak serabut otot


a.         Otot rangka dapat bergerak jika dirangsang. Rangsangannya dapat berupa :

            - panas

            - dingin

            - arus listrik

            - dan lain sebagainya

b.        Otot rangka bekerja dengan dua cara, yaitu

            a. kontraksi (memendek dan menebal)

            b. relaksasi (kembali ke keadaan semula)

c.          Otot dapat memendek (kontraksi) maksimal, keadaan ini disebut tonus, kemudian relaksasi. Namun, seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti oleh relaksasi, keadaan otot seperti ini disebut tetanus (kejang)



3.       Protein yang terdapat pada otot


a.       Di dalam serabut otot terdapat tiga macam protein, yaitu :

            a. miogen, amat mudah larut

            b. miosin, tidak mudah larut

            c. aktin, tidak mudah larut

b.        Campuran aktin dan miosin disebut aktomiosin. Aktomiosin inilah yang merupakan protein utama dalam otot. Bila aktomiosin dipekatkan maka akan membentuk benang.



Berdasarkan struktur otot maka dapat dilihat dari 2 segi yaitu secara macro dan mikro. Struktur otot jika dilihat secara makro dapat menjelaskan mengenai otot sebagai sumber energi yang   dapat menggerakkan tubuh dan menghasilkan gaya yang bekerja pada sumbu tertentu menurut kedudukannya dalam persendian. Sedangkan jika dilihat dari segi mikronya maka dapat
menjelaskan mengenai proses pembentukan energi mekanik dalam otot. Dalam proses
metabolisme otot terjadi perubahan energi kimia menjadi energi mekanik. Dalam keadaan
istirahat ATP di mitokondria melepaskan sebagian phosphatnya pada kreatin sehingga terbentuk
fosforilkreatin.Fosforilkreatin ini mengalami hidrolisis ketika kepala miosin bertemu aktin
sehingga terbentuk kembali ATP dari ADP dan phosphat dari kreatin. Jika intensitas kerja
meningkat maka sebagian besar energi untuk fosforilkreatin dan sintesis ulang ATP berasal dari
penguraian glukosa menjadi CO2 dan H

Mekanisme terjadinya kontraksi otot sehingga kita dapat bergerak dimulai dari pelepasan asetil kolin dari ujung serabut saraf. Asetil kolin ini yang kemudian akan merangsang ion kalsium yang berada di antara sel otot untuk keluar dan menuju ke dalam otot sambil mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin berubah dan mempengaruhi filamen penghubungnya. Akhirnya aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin sehingga benang sel menjadi pendek dan berkontraksi. Setelah terjadi kontraksi maka ion kalsium akan masuk kembali kedalam plasma sel sehingga ikatan aktin dan miosin akan terputus. Pada saat inilah otot dikatakan berelaksasi. Pada saat otot berkontraksi maka ototnya akan menegang.



 Dalam sistem muskuloskeletal sistem vaskularisasi berperan sangat penting karena melalui sistem inilah baik tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif mendapatkan asupan nutrisi, kalsium dan oksigen yang diangkut oleh pembuluh darah  yang sangat dibutuhkan dalam perkembangannya maupun sebagai bahan dasar dalam melakukan kerja seoerti kontaksi dan relaksasi.Ketika otot menegang maka otot mempunyai kekuatan dan gaya untuk melakukan suatu kerja. Otot dikatakan dalam kondisi isotonik jika tegangan otot lebih besar dari beban sehingga otot akan memendek. Tetapi jika tegangan otot lebih kecil dari bebannya maa otot tidak akan memendek. Keadaan inilah yang disebut dengan isometrik.Gaya atau kekuatan otot tergantung pada panjang otot dan jumlah sarkomer aktin-miosin yang berikatan.



4.       Energi untuk kontraksi otot.


Untuk kontraksi diperlukan energi.Energi yang digunakan disuplai dalam bentuk energi kimia, yaitu dari penguraian ATP.

ATP → ADP + P + energi

ADP → AMP + P + energi

Bila enegi habis (dalam keadaan ADP → AMP + P + energi), otot tidak dapat berkontraksi lagi.Fase ini disebut faseanaerob.ATP harus dibentuk kembali agar otot dapat bergerak.



5.       Pembentukan kembali ATP


Dalam otot tersimpan glikogen (gula otot). Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentukan asam laktat = asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam laktat. Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.



Proses ini semuanya terjadi pada saat otot mengalami relaksasi. Karena pada relaksasi diperlukan oksigen untuk mengoksidasi glukosa dan atau asam laktat, maka fase relaksasi disebut juga fase aerob.

Asam susu (asam laktat) yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan laktasidogen dapat menyebabkan pegal linu dalam otot, ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot. Untuk penguraian asam susu diperlukan oksigen yang sangat banyak. Keadaan ini menyebabkan pernafasan menjadi terengah-engah



6.       Jenis-Jenis gerak


Menurut sifat kerjanya, gerak dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

  • Antagonis (kerja yang berlawanan.)

o    Kerja otot yang antagonis terjadi bila salah satu otot berkontraksi, sedangkan otot yang lainnya relaksasi.

o    Misalnya :

§  Ekstensor dan fleksor ; gerak meluruskan dan membengkokan.

§  Depressor dan elevator ; gerak ke bawah dan ke atas.

§  Supinator dan pronator ; gerak menengadah dan menelungkup.

§  Abduktor dan adduktor ; gerak menjauhkan dan mendekatkan tungkai dari sumbu tubuh.

  • Sinergis (kerja yang bersamaan

o    Gerak beberapa otot yang searah


o    Misalnya : pronator teres dan pronator kuadratus terdapat pada lengan bawah.


E.      Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak 


Gangguan pada sistem gerak sering dialami oleh tulang, persendian, dan otot dalam melaksanakan tugasnya.Gangguan ini dapat terjadi, karena tulang dan otot di dalam tubuh sering menanggung beban terlalu berat, maupun karena pengaruh hormon, vitamin, infeksi kuman penyakit, dan lain-lain.


1. Gangguan Tulang

a. Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis bisa disebabkan karena kelainan fungsi vitamin atau hormon.Contoh gangguan fisiologis ialah rakhitis, mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, dan osteoporosis.

(1) Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin D berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan tulang. Jadi, jika kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak berbentuk X atau O.

(2) Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat karena abnormalitas tirosin sehingga ukuran kepala menjadi kecil.

(3) Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.

(4) Akromegali ialah penyakit pada tulang pipa yang menebal karena kelebihan somatotropin yang bersifat lokal.

(5) Osteoporosis ialah penurunan berat tulang karena osifikasi dan terjadi penghambatan reabsorpsi bahan tulang. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon parahormon.

Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak (Gangguan Tulang, Persendian dan Otot) www

c.        Gangguan fisik

Gangguan secara fisik sering menyebabkan kerusakan tulang.Kerusakan tulang ini,contohnya adalah fraktura atau retak tulang. Retak tulang dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

(1) fraktura, apabila tulang yang retak tidak sampai menyebabkan organ lain terluka atau dapat pula menyebabkan otot dan kulit terluka.

(2) Greenstick, apabila tulang mengalami retak sebagian dan tidak sampai memis

(3) Komminudet, apabila tulang mengalami retak menjadi beberapa bagian tetapi tidak sampai keluar dari otot.



d.       Gangguan pada tulang belakan

Kedudukan tulang belakang dapat berubah atau bergeser dari kedudukan normalnya. Kelainan kedudukan tulang belakang ini ada beberapa macam, yaitu



(1) Lordosis, jika tulang pinggang melengkung ke depan sehingga kepala tertarik ke belakang.

(2) Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang sehingga orang menjadi bungkuk.

(3) Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan.



2. Gangguan Persendian

Gangguan persendian dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab sehingga terjadi gangguan gerak. Gangguan persendian ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) dislokasi, pergeseran kedudukan sendi karena perubahan ligamen,

2) ankilosis, persendian yang tidak dapat digerakkan; dan

3) artritis, peradangan pada persendian yang disertai dengan rasa sakit untuk digerakkan.



Arthritis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

(a) Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi.

(b) Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena metabolisme asam urat yang gagal.

(c) Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya tulang rawan.



3. Gangguan Otot

Otot berperan dalam gerakan sebagai alat gerak aktif.Jika otot mengalami gangguan, maka sistem gerak juga menjadi terhambat. Beberapa macam gangguan otot di antaranya adalah:

a. Kejang otot, terjadi apabila otot terus-menerus melakukan aktivitas sampai akhirnya tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi.

b. Tetanus, yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan karena infeksi bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan toksin.

c. Atrofi atau miastema grafis, yaitu keadaan otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini menyebabkan otot mengalami kelumpuhan.

d. Supertrofi, yaitu volume otot membesar karena otot setiap hari dilatih secara berlebihan.

e. Hernia abdominalis, yaitu otot dinding perut yang lemah tersobek sehingga letak usus menurun.

f. Stiff atau kaku leher, yaitu otot leher yang mengalami peradangan akibat gerakan atau hentakan yang

Penyebab dapat berasal dari :

  • Faktor luar : meliputi kecelakaan dan serangan organisme
  • Faktor dalam : meliputi kesalahan gerak dan tidak pernah melatih otot



  1. Macam-macam gangguan otot

·         Gangguan karena serangan organisme :

o    Tetanus : adalah suatu kondisi  ketegangan otot yang terus menerus berkontraksi.

o    Penyebab :Clostridium tetani.

o    Atrofi otot :adalah kondisi mengecilnya otot, misalnya akibat serangan virus polio.

  • Gangguan karena aktifitas.

o    Kaku leher (stiff) : terjadi karena salah gerak atau gerak yang menghentak, sehingga menyebabkan otot trapesius meradang.

o    Kram : terjadi karena otot terus menerus melakukan aktifitas, sehingga otot menjadi    kejang dan tidak mampu lagi berkontraksi.

o    Atrofi : adalah kondisi mengecilnya atau turunnya fungsi otot, karena otot tidak pernah digunakan untuk melakukan aktifitas

  • Gangguan otot bawaan (distrofi otot) : merupakan penyakit kronis otot sejak masa kanak-kanak
  • Hernia abdominalis :

o    terjadi karena sobeknya dinding otot perut, sehingga usus melorot ke bawah masuk dalam rongga perut.

  • Miastenia gravis : adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur dan menyebabkan kelumpuhan.









































BAB III

PENUTUP


Kesimpulan





                Alat gerak pada manusia yaitu alat gerak aktif dan pasif. Pasif berupa tulang dan aktif berpa otot. Kedua alat ini bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak. Tulang disebut alat gerak pasif karena tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yang membentuk aktomiosin sehingga dapat bergerak. Maka otot memiliki sifat yang lentur untuk kontraksi dan relaksasi.



Sumber






































Comments

Popular posts from this blog

Administrasi Dalam Islam

Aliran Ilmu Kalam Dan Penerapannya Dalam Mempertahankan Aqidah

Mengevaluasi Perang Melawan Penjajahan Kolonialisme Hindia-Belanda