Mekanisme Gerak Pada Manusia - Tulang, Persendian,Otot Sebagai Alat Gerak Aktif dan Kelainannya
MAKALAH
Mekanisme Gerak Pada Manusia
Disusun
Oleh :
Ø
Salma Salsabila
Ø
Muhammad Nurpani Seha
Ø
Eka Nopiyanti
Ø
Krismayanti
MA SITI KHADIJAH SINDANGWANGI MAJALENGKA
2016/2017
Kata Pengantar
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang maha
esa karena atas izin-Nya lah kami bisa menyusun makalah nengenai mekanisme
gerak pada manusia ini dan sholawat serta salam bagi baginda Nabi Muhammad SAW
serta keluarga sahabat tabiin dan tabiatnya serta tak pula orang tua yang
senantiasa mendukung kami dalam menyelasikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata pelajaran biologi.
Adapun seperti yang kita keahui bahwa dibalik gerak yang
kita anggap biasa terdapat sesuatu yang luar biasa karena ada pesan dibalik
ciptaan sang pencipta. Karena itulah kami menyusun makalah ini yang berjudul
“Mekanisme Gerak Pada Manusia” untuk mengetahui proses gerak yang sungguh
luarbiasa . Kami mengakui bahwa kami
adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula
dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
analisa dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.
Majalengka, 19 November 2016
Penulis
Daftar
Isi
Kata Pengantar………………………………………………………..2
Daftar Isi………………………………………………………………3
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang………………………………………………………..4
Rumusan Masalah…………………………………………………….4
Tujuan Penulisan…………………………………………………..….4
BAB II
Pembahasan
Tulang………………………………………………………………..5
Rangka Tubuh………………………………………………….…….5
Persendian…………………………………………………………....6
Otot sebagai Nalat Gerak Aktif…………………………………….....7
Gangguan dan Penyakit Pada System Gerak…………………..…..…10
BAB III
Penutup
Kesimpulan……………………………………………………...…..12
Daftar Pustaka………………………………………………….…..12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sering kali kita melakukan gerak , tetapi
kurang menyadari adanya sistem yang mempergerakan tubuh kita. Banyak sistem
yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot ,rangka,tulang,daging,dan
lain sebagainya.
Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak
dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain. Otot,daging,rangka,dan tulang
sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA)
seperti judul makalah sayapada tugas biologi ini.
Karena mengingat waktu yang singkat, banyak
pembahasan sistem gerak manusia yang belum tertuang dalam makalah kami ini ,
jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan tentang sistem gerak pada
manusia di makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian gerak ?
2.Apa macam-macam alat gerak
?
3.Apa itu rangka dan
fungsinya ?
4.Apa alat gerak aktif dan
pasif ?
5.Apa macam-macam kelainan
pada sistem gerak ?
6
1.3
TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian gerak
2.Mengetahui macam-macam alat
gerak
3.Mengetahui rangka dan
fungsinya
4.Mengetahui alat gerak aktif
dan pasif
5.Mengetahui macam-macam
kelainan pada sistem gerak
1.4
MANFAAT
SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang
penting di mana memberi kita wawasan tentang system gerak pada manusia . dan
mengetahui apa saja system gerak pada manusia .
Sangat penting mengetahhui hal ini karna
sistem gerak pada manusia ada pada diri kita masing-masing yang setiap harinya
kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun ringan. Setidaknya kita
mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri dalam makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Mekanisme Gerak Pada Manusia
A.
TULANG
1. Bentuk-BentukTulang
Berdasarkan bentuknya terdapat tiga
macam bentuk tulang yang menyusun rangka tubuh yaitu tulang pendek, tulang
pipih, dan tulang pipa
- Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih tersusun dari dua lempengan tulang kompak dan tulang spons. Di dalam tulang spons terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga sehingga tulang pipih berfungsi sebagai pelindung atau sebagai penguat. Contoh tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.
- Tulang pendek berbentuk seperti kubus atau pendek tidak beraturan. Tulang ini terdapat pada telapak tangan dan kaki serta ruas-ruas tulang belakang.
- Tulang pipa berbentuk seperti tabung dan pada umumnya berongga. Kedua ujungnya membulat dan terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa terdiri atas tiga bagian yaitu bagian ujung (epifisis), bagian tengah (diafisis), dan bagian antara epifisis dan diafisis yang disebut metafisis. Pada bagian metafisis terdapat cakra epifisis, yaitu bagian tulang pipa yang dapat bertambah panjang selama masa pertumbuhan. Pada anak-anak, cakra epifisis berupa kartilago yang mengandung osteoblas, dan pada orang dewasa yang sudah tidak bertambah tinggi lagi, cakra epifisnya sudah mengalami osifikasi. Osteoblas ini terdapat pada sumsum tuiang. Sumsum tuiang terdapat pada rongga tuiang pipa.
Sumsum
tulang dibedakan menjadi sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning.Sumsum
tulang merah berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah, sedangkan
sumsum tulang kuning sebagai tempat pembentukan sel-sel lemak.Contoh tulang
pipa adalah tulang paha dan tulang betis.Di dalam tulang pipa terdapat
osteoblas yang berfungsi untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan, dan
perbaikan tulang.
2. Proses Pembentukan Tulang
Rangka
manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu
perkembangan embrio.Pembentukan tuiang terjadi segera setelah terbentuk tuiang
rawan (kartilago) yang dihasilkan dari sel-sel mesenkim.Sel- sel tulang
dibentuk dari bagian dalam ke bagian luar.
Urutan
proses pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut.
v Bagian
dalam tuiang rawan pada embrio berisi banyak osteoblas.
v Osteoblas
membentuk osteosit. Osteosit tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di
tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang mengandung banyak pembuluh
darah dan serabut saraf.
v Osteosit
menyekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tuiang. Selanjutnya,
osteosit akan mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat yang akan mem- buat
tuiang mengeras.
v Selama
terjadi penulangan (osifikasi) bagian di antara epifisis dan diafisis membentuk
cakra epifisis. Cakra epifisis berupa tuiang rawan yang mengandung banyak
osteoblas.
v Bagian
cakra epifisis terus mengalami penulangan yang mengakibatkan tulang memanjang.
v Di
bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merusak tulang. Akibatnya,
tulang tersebut menjadi berongga dan terisi oleh sumsum tulang.
B.
Rangka
Tubuh
1. Tulang tengkorak
Tulang tengkorak terdiri atas 28 buah.Tulang ini mempunyai fungsi
yang amat penting, yaitu melindungi otak, mata, dan telinga bagian dalam.
Tulang tengkorak yang lain berfungsi membentuk wajah, seperti tulang pipi (os
zigomatikus), tulang hidung (os natalis), tulang rahang atas (os maksila), dan
tulang rahang bawah (os mandibularis). Tulang tengkorak berhubungan dengan
bagian atas tulang belakang (tulang leher).
2. Tulang belakang
Tulang belakang
terdiri atas 33 buah ruas tulang yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu:
(a) 24 ruas vertebrae (tulang belakang)
yang
terdiri atas: 7 ruas vertebrae servical (tulang leher), 12 ruas vertebrae
torasik (tulang punggung), dan 5 ruas vertebrae lumbaris (tulang pinggang).
(b) 5 ruas sacrum (tulang kelangkang)
(c) 4 ruas coccyx (tulang ekor)
Ruas-ruas pada tulang sacrum dan tulang coccyx telah menyatu
semenjak masa embrio.Tulang belakang terdiri atas carpus (badan) yang memiliki
tiga tonjolan spinalis (procesus spinalis), yaitu prosesus tranversus, procesus
anterior dan procesus posterior.
3. Tulang dada dan tulang rusuk
Tulang dada (sternum) terdiri atas kepala (capit), badan
(korpus), dan ekor (procesusxip hoideus).Pada tulang dada melekat tulang rusuk
(costae) yang terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu
dan 2 pasang rusuk melayang.Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang
punggung membentuk rongga dada yang di dalamnya terdapat organ penting, seperti
paru-paru dan jantung.
1.
Tungkai atas
Tungkai atas terdiri atas tulang
selangka (clafikula), tulang belikat (stapula), tulang lengan atas (humerus),
tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius), 8 buah tulang pergelangan
tangan (karpal), 5 buah tulang telapak tangan (metakarpal), dan 14 buah tulang
jari (falanges).
2. Tungkai bawah
Tungkai bawah terdiri atas tulang
pinggul atau pelvic (yang dibedakan menjadi ilium, pubis, dan ischium), tulang
paha (femur), tulang tempurung lutut (patella), tulang betis (fibula), tulang
kering (tibia), tulang pergelangan kaki (tarsal), tulang telapak kaki
(metatarsal), dan tulang jari kaki (falanges). Pada tulang telapak kaki
terdapat satu tulang yang berukuran besar, yaitu tulang tumit (kalkanius).
C.
Persendian
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang
yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang
disebut persendian.
Pada persendian terdapat cairan pelumas
(cairan sinofial).Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut
tendon.Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut
ligamen.Persendian dapat dikelompokkan menjadi sinartrosis, amfiartrosis, dan
diartrosis.Mari cermati uraian berikut ini.
1.
Sinartrosis
Persendian yang tidak memungkinkan
terjadinya pergerakan disebut sinartrosis.Tulang-tulang dipersatukan oleh
jaringan tulang, contohnya pada tulang-tulang kepala.
2.
Amfiartrosis
Artikulasi atau Persendian Artikulasi
atau Persendian (Sinartrosis, Amfiartrosis dan Diartrosis)
Persendian tulang dengan gerakan yang
sangat terbatas disebut amfiartrosis.Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam,
yaitu sinkondrosis dan sindesmosis.Sinkondrosis ialah persendian yang
dihubungkan oleh tulang rawan hialin.Contoh sinkondrosis pada pelekatan tulang
dada dan tulang iga.Sedangkan, sindesmosis ialah persendian yang dihubungkan
oleh jaringan penyambung.
3.
Diartrosis
Diartrosis merupakan hubungan antara
tulang yang satu dengan yang lain, yang dihubungkan oleh persendian.
Persendian yang menyebabkan
gerakan bebas dan mobilitasnya cukup besar, biasanya terjadi pada tulang-tulang
panjang.Ujung tulang-tulang ini ditutupi oleh tulang rawan dan terdapat rongga
sinofial yang berisi cairan sinofial untuk memudahkan gerakan.Persendian ini
ditutupi oleh pembungkus jaringan fibrosa.
Persendian
diartrosis dapat dibagi menjadi beberapa macam sendi, yaitu:
1)
Sendi putar
Persendian
yang memungkinkan adanya gerakan rotasi atau berputar. Hal ini terjadi apabila
ujung tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh sendi
putar adalah tulang tengkorak dengan tulang atlas, pergelangan tangan, dan
pergelangan kaki.
2)
Sendi engsel
Persendian
yang menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi
engsel.Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan
jari-jari.
3)
Sendi pelana
Sendi
pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos
dua.Contohnya, terdapatpada ibu jari dan pergelangan tangan.
4)
Sendi peluru
Sendi
peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi ini
terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk
ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah
hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang
atas.
D.
Otot Sebagai Alat Gerak Aktif
Dalam system tubuh kita
tulang berperan sebagai alat gerak pasif sehingga untuk dapat menggerakkan
tulang agar kita dapat bergerak maka otot berperan sebagai alat gerak aktif
dimana melalui mekanisme kontraksi-relaksasi dan inervasi yang diperolehnya
kita dapat bergerak.Secara umum otot mempunyai 3 fungsi utama yaitu sebagai
alat gerak aktif, otot berfungsi untuk mempertahankan postur dan tekanan tubuh
serta otot menghasilkan panas untuk mengatur suhu tubuh.
1.
Jenis-Jenis otot
Berdasarkan strukturnya, otot yang
membangun tubuh dapat dibedakan atas :
- Otot polos
- Otot rangka (lurik)
- Otot jantung
Berdasarkan fungsinya, otot pembangun
tubuh dapat dibedakan atas :
- Otot yang bekerja di bawah kesadaran kita (voluntasi )
- Otot yang bekerja di luar kesadaran kita (involuntasi )
1. Otot Polos
Ditemukan pada :
v
Saluran pencernaan
v
Pembuluh darah
v
Saluran pernafasan
v
Saluran pelepasan air seni
v
Saluran genital
v
Otot pada rambut dan kulit
Bentuk seperti kumparan (gelendong),
panjang dan langsing
Di
bawah mikroskop tampak berinti satu, tidak tampak serabut dan
garis-garis melintang maka disebut sebagai otot polos
Ø Kerja otot polos :
- tidak sadar
- lambat
- tidak cepat lelah
2. Otot Rangka (Otot Lurik)
·
Berhubungan dengan tulang dan berfungsi
menggerakan tulang
·
Bila diamati di bawah mikroskop maka tampak
adanya garis melintang yang terang diseling gelap, sehingga disebut otot seran
lintang
·
Otot lurik tersusun atas serabut-serabut
otot atau miofibril yang berinti banyak. miofibril ini berkumpul
membentuk kumpulanserabut, kemudian kumpulan serabut membentuk otot.
Ujung
otot lurik :Mumumnya mengecil dan keras disebut tendon, setiap otot
memiliki dua atau lebih tendon, yaitu
a. tendon
yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio
b. tendon
yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo
·
Bagian tengah otot lurik :
mengembang disebut empal (atau
ventrikel), bagian ini yang dapat mengkerut dan mengendor
Ø kerja
otot lurik :
- sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar
- reaksi terhadap rangsang cepat
- mudah lelah
·
Secara anatomi otot ini sebenarnya otot
lurik. Tetapi serabut ototnya bercabang dan saling bertautan yang
disebut sinsitium.
3. Otot
Jantung
·
Kerja otot jantung :
- tak sadar
- reaksi terhadap rangsangan lambat
2.
Mekanisme gerak serabut otot
a.
Otot rangka dapat bergerak jika dirangsang. Rangsangannya dapat berupa :
- panas
- dingin
- arus listrik
- dan lain sebagainya
b. Otot rangka bekerja dengan dua cara, yaitu
a. kontraksi (memendek dan menebal)
b. relaksasi (kembali ke keadaan semula)
c.
Otot dapat memendek (kontraksi)
maksimal, keadaan ini disebut tonus, kemudian relaksasi. Namun,
seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti oleh
relaksasi, keadaan otot seperti ini disebut tetanus (kejang)
3.
Protein yang terdapat pada otot
a. Di
dalam serabut otot terdapat tiga macam protein, yaitu :
a. miogen, amat mudah larut
b. miosin, tidak mudah larut
c. aktin, tidak mudah larut
b. Campuran aktin dan miosin disebut aktomiosin.
Aktomiosin inilah yang merupakan protein utama dalam otot. Bila aktomiosin
dipekatkan maka akan membentuk benang.
Berdasarkan struktur otot maka dapat
dilihat dari 2 segi yaitu secara macro dan mikro. Struktur otot jika dilihat
secara makro dapat menjelaskan mengenai otot sebagai sumber energi yang dapat
menggerakkan tubuh dan menghasilkan gaya yang bekerja pada sumbu tertentu
menurut kedudukannya dalam persendian. Sedangkan jika dilihat dari segi
mikronya maka dapat
menjelaskan mengenai proses pembentukan energi mekanik dalam otot. Dalam proses
metabolisme otot terjadi perubahan energi kimia menjadi energi mekanik. Dalam keadaan
istirahat ATP di mitokondria melepaskan sebagian phosphatnya pada kreatin sehingga terbentuk
fosforilkreatin.Fosforilkreatin ini mengalami hidrolisis ketika kepala miosin bertemu aktin
sehingga terbentuk kembali ATP dari ADP dan phosphat dari kreatin. Jika intensitas kerja
meningkat maka sebagian besar energi untuk fosforilkreatin dan sintesis ulang ATP berasal dari
penguraian glukosa menjadi CO2 dan H
menjelaskan mengenai proses pembentukan energi mekanik dalam otot. Dalam proses
metabolisme otot terjadi perubahan energi kimia menjadi energi mekanik. Dalam keadaan
istirahat ATP di mitokondria melepaskan sebagian phosphatnya pada kreatin sehingga terbentuk
fosforilkreatin.Fosforilkreatin ini mengalami hidrolisis ketika kepala miosin bertemu aktin
sehingga terbentuk kembali ATP dari ADP dan phosphat dari kreatin. Jika intensitas kerja
meningkat maka sebagian besar energi untuk fosforilkreatin dan sintesis ulang ATP berasal dari
penguraian glukosa menjadi CO2 dan H
Mekanisme terjadinya kontraksi otot
sehingga kita dapat bergerak dimulai dari pelepasan asetil kolin dari
ujung serabut saraf. Asetil kolin ini yang kemudian akan merangsang ion kalsium
yang berada di antara sel otot untuk keluar dan menuju ke dalam otot
sambil mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin
berubah dan mempengaruhi filamen penghubungnya. Akhirnya aktin dan miosin
bertempelan membentuk aktomiosin sehingga benang sel menjadi pendek dan
berkontraksi. Setelah terjadi kontraksi maka ion kalsium akan masuk
kembali kedalam plasma sel sehingga ikatan aktin dan miosin akan terputus. Pada
saat inilah otot dikatakan berelaksasi. Pada saat otot berkontraksi maka
ototnya akan menegang.
Dalam
sistem muskuloskeletal sistem vaskularisasi berperan sangat penting karena
melalui sistem inilah baik tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai
alat gerak aktif mendapatkan asupan nutrisi, kalsium dan oksigen yang diangkut
oleh pembuluh darah yang sangat dibutuhkan dalam perkembangannya maupun
sebagai bahan dasar dalam melakukan kerja seoerti kontaksi dan relaksasi.Ketika
otot menegang maka otot mempunyai kekuatan dan gaya untuk melakukan suatu
kerja. Otot dikatakan dalam kondisi isotonik jika tegangan otot lebih besar
dari beban sehingga otot akan memendek. Tetapi jika tegangan otot lebih kecil
dari bebannya maa otot tidak akan memendek. Keadaan inilah yang disebut dengan
isometrik.Gaya atau kekuatan otot tergantung pada panjang otot dan jumlah
sarkomer aktin-miosin yang berikatan.
4.
Energi untuk kontraksi otot.
Untuk kontraksi diperlukan energi.Energi
yang digunakan disuplai dalam bentuk energi kimia, yaitu dari penguraian ATP.
ATP
→ ADP + P + energi
ADP
→ AMP + P + energi
Bila enegi habis (dalam keadaan ADP →
AMP + P + energi), otot tidak dapat berkontraksi lagi.Fase ini disebut faseanaerob.ATP
harus dibentuk kembali agar otot dapat bergerak.
5.
Pembentukan kembali ATP
Dalam otot tersimpan glikogen (gula
otot). Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentukan asam laktat =
asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam laktat.
Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa akan dioksidasi
menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O.
Proses
ini semuanya terjadi pada saat otot mengalami relaksasi. Karena pada relaksasi
diperlukan oksigen untuk mengoksidasi glukosa dan atau asam laktat, maka fase
relaksasi disebut juga fase aerob.
Asam susu (asam laktat) yang merupakan
hasil sampingan peristiwa dari pemecahan laktasidogen dapat menyebabkan pegal
linu dalam otot, ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot. Untuk
penguraian asam susu diperlukan oksigen yang sangat banyak. Keadaan ini
menyebabkan pernafasan menjadi terengah-engah
6.
Jenis-Jenis gerak
Menurut sifat kerjanya, gerak dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
- Antagonis (kerja yang berlawanan.)
o
Kerja otot yang antagonis terjadi bila
salah satu otot berkontraksi, sedangkan otot yang lainnya relaksasi.
o
Misalnya :
§ Ekstensor
dan fleksor ; gerak meluruskan dan membengkokan.
§ Depressor
dan elevator ; gerak ke bawah dan ke atas.
§ Supinator
dan pronator ; gerak menengadah dan menelungkup.
§ Abduktor
dan adduktor ; gerak menjauhkan dan mendekatkan tungkai dari sumbu tubuh.
- Sinergis (kerja yang bersamaan
o
Gerak beberapa otot yang searah
o
Misalnya : pronator teres dan pronator
kuadratus terdapat pada lengan bawah.
E.
Gangguan
dan Penyakit Pada Sistem Gerak
Gangguan pada sistem gerak sering
dialami oleh tulang, persendian, dan otot dalam melaksanakan tugasnya.Gangguan
ini dapat terjadi, karena tulang dan otot di dalam tubuh sering menanggung
beban terlalu berat, maupun karena pengaruh hormon, vitamin, infeksi kuman
penyakit, dan lain-lain.
1. Gangguan
Tulang
a. Gangguan fisiologis
Gangguan
fisiologis bisa disebabkan karena kelainan fungsi vitamin atau hormon.Contoh
gangguan fisiologis ialah rakhitis, mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, dan
osteoporosis.
(1)
Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin D berfungsi
membantu proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan tulang. Jadi, jika
kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak berbentuk X atau O.
(2)
Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat karena
abnormalitas tirosin sehingga ukuran kepala menjadi kecil.
(3)
Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan pengumpulan abnormal
cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.
(4)
Akromegali ialah penyakit pada tulang pipa yang menebal karena kelebihan
somatotropin yang bersifat lokal.
(5)
Osteoporosis ialah penurunan berat tulang karena osifikasi dan terjadi
penghambatan reabsorpsi bahan tulang. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan
fungsi hormon parahormon.
Gangguan
dan Penyakit Pada Sistem Gerak Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak
(Gangguan Tulang, Persendian dan Otot) www
c.
Gangguan fisik
Gangguan
secara fisik sering menyebabkan kerusakan tulang.Kerusakan tulang ini,contohnya
adalah fraktura atau retak tulang. Retak tulang dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
(1) fraktura, apabila tulang yang retak tidak sampai
menyebabkan organ lain terluka atau dapat pula menyebabkan otot dan kulit terluka.
(2) Greenstick, apabila tulang mengalami retak sebagian
dan tidak sampai memis
(3) Komminudet, apabila tulang mengalami retak
menjadi beberapa bagian tetapi tidak sampai keluar dari otot.
d. Gangguan
pada tulang belakan
Kedudukan tulang
belakang dapat berubah atau bergeser dari kedudukan normalnya. Kelainan
kedudukan tulang belakang ini ada beberapa macam, yaitu
(1) Lordosis, jika tulang pinggang melengkung ke
depan sehingga kepala tertarik ke belakang.
(2) Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang
sehingga orang menjadi bungkuk.
(3) Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke
kiri atau ke kanan.
2. Gangguan Persendian
Gangguan persendian dapat diakibatkan
oleh berbagai macam sebab sehingga terjadi gangguan gerak. Gangguan persendian
ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)
dislokasi, pergeseran kedudukan sendi karena perubahan ligamen,
2)
ankilosis, persendian yang tidak dapat digerakkan; dan
3)
artritis, peradangan pada persendian yang disertai dengan rasa sakit untuk
digerakkan.
Arthritis
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(a)
Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi.
(b)
Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena metabolisme asam urat yang
gagal.
(c)
Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya tulang rawan.
3. Gangguan Otot
Otot berperan dalam gerakan sebagai alat
gerak aktif.Jika otot mengalami gangguan, maka sistem gerak juga menjadi
terhambat. Beberapa macam gangguan otot di antaranya adalah:
a.
Kejang otot, terjadi apabila otot terus-menerus melakukan aktivitas sampai
akhirnya tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi.
b.
Tetanus, yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan karena infeksi bakteri
Clostridium tetani yang menghasilkan toksin.
c.
Atrofi atau miastema grafis, yaitu keadaan otot mengecil sehingga menghilangkan
kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini menyebabkan otot mengalami
kelumpuhan.
d.
Supertrofi, yaitu volume otot membesar karena otot setiap hari dilatih secara
berlebihan.
e.
Hernia abdominalis, yaitu otot dinding perut yang lemah tersobek sehingga letak
usus menurun.
f.
Stiff atau kaku leher, yaitu otot leher yang mengalami peradangan akibat
gerakan atau hentakan yang
Penyebab
dapat berasal dari :
- Faktor luar : meliputi kecelakaan dan serangan organisme
- Faktor dalam : meliputi kesalahan gerak dan tidak pernah melatih otot
- Macam-macam gangguan otot
·
Gangguan karena serangan organisme :
o
Tetanus : adalah suatu kondisi
ketegangan otot yang terus menerus berkontraksi.
o
Penyebab :Clostridium tetani.
o
Atrofi otot :adalah kondisi mengecilnya
otot, misalnya akibat serangan virus polio.
- Gangguan karena aktifitas.
o
Kaku leher (stiff) : terjadi karena
salah gerak atau gerak yang menghentak, sehingga menyebabkan otot trapesius
meradang.
o
Kram : terjadi karena otot terus menerus
melakukan aktifitas, sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu
lagi berkontraksi.
o
Atrofi : adalah kondisi mengecilnya atau
turunnya fungsi otot, karena otot tidak pernah digunakan untuk melakukan
aktifitas
- Gangguan otot bawaan (distrofi otot) : merupakan penyakit kronis otot sejak masa kanak-kanak
- Hernia abdominalis :
o
terjadi karena sobeknya dinding otot
perut, sehingga usus melorot ke bawah masuk dalam rongga perut.
- Miastenia gravis : adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur dan menyebabkan kelumpuhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alat gerak pada manusia yaitu
alat gerak aktif dan pasif. Pasif berupa tulang dan aktif berpa otot. Kedua
alat ini bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu
sistem yang disebut sistem gerak. Tulang disebut alat gerak pasif karena tidak
dapat melakukan pergerakannya sendiri. Otot disebut alat gerak aktif karena
otot memiliki senyawa kimia yang membentuk aktomiosin sehingga dapat bergerak.
Maka otot memiliki sifat yang lentur untuk kontraksi dan relaksasi.
Sumber
Comments
Post a Comment